Kamis, 26 Januari 2017

Memanusiakan Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal yang sangat unik, dimana dinamika kehidupannya bergerak begitu cepat, daya tangkap dan pemahaman yang berbeda. Kebenaran yang akan datang akan melihat suara terbanyak dengan dukungan untuk satu kepentingan, tanpa telaah dan perwujudan musyawarah.

Ketika suatu masalah hanya dapat dilihat dari salah dan benarnya saja. Terlalu cepat bagi seseorang mengambil kesimpulan dalam hidup akan suatu masalah, sehingga benar dan salah itu bersifat pada saat itu saja. Hanya sedikit diantaranya yang menulusuri lebih dalam akan sebuah masalah yang terjadi sampai pada akarnya, sehingga masalah yang sudah diatasi akan selalu tumbuh dengan masalah berikutnya yang lama kelamaan akan semakin berkembang dan tumbuh subur pada pemegang kepentingan.

Solusi terbaik sering kali diabaikan karena pola pikir yang menempatkan bahwa kesalahan harus dihukum dan kebenaran harus ditegakkan. Kesalahan bagaikan jurang neraka yang dapat menampung para pelakunya dalam panasnya bara api. Kebenaran bagaikan surga yang memberikan senyum bahagia pada para pelakunya. Adakah yang masih memikirkan bagaimana cara untuk memperbaiki sebuah kesalahan itu? Dengan cara yang akan semakin menguatkan, sehingga kebenaran yang berlaku bukan untuk membuang para pelaku kesalahan itu ke neraka, melainkan merangkulnya untuk masuk surga bersama.

Seorang guru bijaksana dengan segala kerendahan hatinya pernah berpesan mengenai kesalahan dan kebenaran dalam beberapa solusinya, terutama terkait dengan hubungan manusia. Tentang ajaran ketika melihat seseorang yang berbuat kesalahan, yaitu;

1. Tutupi aibnya, jangan di umbar.

Kesalahan dari seseorang bisa jadi secara tidak sengaja atau disengaja. Kemungkinan besar tidak ada yang tahu kenapa orang tersebut berbuat salah. Salah menurut kita belum tentu salah menurut dia, begitu pun sebaliknya.

Misal, seorang pelacur itu merupakan sehina-hinanya perempuan, yang menjual dirinya untuk tiket neraka bagi para pembelinya. Kita sepakat bahwa hal itu adalah sebuah kesalahan tentang kehinaan dirinya dalam pandangan masyarakat. Tetapi, sedikit kali dari kita yang dapat menyelami sebab-akibat dirinya melakukan pelacuran tersebut dan memberikan solusi pengganti dari pekerjaan hinanya. Kita lebih asik dan lebih suka untuk membuka aibnya dan mengumbarnya ke depan masyarakat luas, sehingga dia tidak diterima dimasyarakat dan hina disemua tempat. Akibat besar dari hal ini adalah semakin kuatnya dia untuk menjadi pelacur, sehingga tiada harapan untuk memperbaiki dirinya dikala masyarakat tetap menilainya dengan nilai terendah. Sedikit dari kita yang dapat memahami sebab-akibatnya dan mau untuk merubahnya dengan pembinaan yang positif. Seperti memberikannya keterampilan yang dapat menjadi mata pencahariaannya seperti salon, menjahit, menulis, mengajar dan sebagainya.

Dengan cara yang manusiawi inilah derajat manusia akan terangkat menjadi pembawa rahmat bagi alam semesta. Aib yang ada menjadi sebuah inspirasi bagi mereka yang masih terjebak dalam kesalahan. Harapan untuk hidup lebih baik akan terbuka lebar, tatkala aib itu tertutup dan tidak terumbar pada masyarakat umum. Bau yang tak sedap dari sebuah kesalahan dapat menjadi pupuk pada tanaman yang akan tumbuh subur, berkembang dan berbuah yang dapat dinikmati oleh semua orang.

2. Nasehati secara personel dan rahasia.

Ketika seseorang itu salah, nasehatilah dengan cara personal dan rahasia, jangan didepan umum atau dihadapan masyarakat ramai. Kita diperintahkan untuk saling menasehati dalam kebaikan dan bersabar dalam menjalaninya. Dengan cara personal dan rahasia inilah kita dapat membuka sebab akibat dari seseorang yang melakukan kesalahan. Semua terbuka lebar dan luas tentang alasannya mengambil tindakan kesalahannya itu, lalu dengan mudahnya kita untuk memberikan kebenaran yang harus dia lakukan dikemudian hari.

Seseorang yang sudah bercerita panjang lebar tentang kesalahannya memiliki harapan untuk dapat merubahnya ke hal-hal yang baik. Bagaikan seseorang yang tersesat dijalan, kemudian dia bertanya untuk menemukan jalan tujuannya yang benar. Dengan cara personal inilah akan tumbuh sifat kekeluargaan yang kuat dan dapat saling percaya untuk bahu-membahu memperbaiki kesalahan.

3. Meminta tolong orang ketiga dengan keyakinan bahwa orang tersebut bisa menasehatinya.

Ketika kita sudah menutup aibnya, tidak mengumbar aibnya dan menasehatinya secara personal kepada seseorang yang berbuat kesalahan itu tidak berhasil, maka temukanlah seseorang yang dapat menasehatinya. Setiap manusia memiliki seseorang yang sangat dihormati, dipatuhi dan disegani dalam hidupnya, sehingga satu kata dari orang tersebut dapat membuka pintu hidayah untuknya.

“Serahkanlah sesuatu kepada yang ahlinya.” mungkin inilah kiasan yang tepat untuk seseorang yang sangat keras dan merasa benar sendiri, sehingga kehadiran orang ketiga yang mampu menasehatinyalah kunci dari perbaikan dirinya kearah kebenaran. Dengan begitu, solusi untukmemperbaiki sebuah kesalahan akan dapat merekat erat diantaranya. Tanpa ada tusukan dan tikaman yang menjatuhkan orang-orang bersalah.

Rabu, 11 Januari 2017

Manusiawinya

Manusiawinya adalah manusia sangat senang dengan pujian dan benci terhadap hinaan. Padahal manusia tercipta dari sebuah kehinaan, ketika sperma menemukan ovum, disanalah awal mula terbentuk manusia. Terbuat dari tanah dan akan kembali ketanah. Tanah sebagai tempat berpijaknya manusia, namun tak ada satu pun manusia yang sudi dipijak.

Manusiawinya adalah manusia tidak suka untuk disalahkan dan mereka memiliki seribu alasan untuk mengelaknya, bahkan ada yang berlindung dibalik ayat-ayat cinta suci.
Padahal manusia adalah tempatnya salah dan lupa, yang setiap kali diucapkan di mimbar suci dengan banyak manusia lain yang mendengar "jika ada kesalahan itu datangnya dari saya, selaku manusia biasa, dan kebenaran itu hanya datang dari Illahi ......  ". Lalu tak heran jika manusia lupa akan hal ini.

Manusiawinya adalah manusia akan berusaha untuk membalas semua perbuatan yang diberikan oleh manusia lain kepadanya, membalas dengan kebaikan ataupun keburukan. Baik dibalas dengan kebaikan dan buruk dibalas dengan keburukan. Dan hebatnya untuk membalas keburukan yang paling banyak diminati oleh mereka. Tolak ukurnya mudah, hanya berfokus pada benar dan salah menurut keyakinannya, dan mengesampingkan solusi untuk memperbaikinya secara baik-baik dan kekeluargaan. Sedangkan Sang Maha Pembalas pun duduk terdiam dan melihat manusia-manusia ini dengan tersenyum.

Aku hanya berlindung kepada Kau yang memiliki 99 nama indah, yang juga merupakan sifat-sifat dariMu. Dalam doaku, semoga dapat belajar memanusiakan manusia dengan 99 nama Mu.
Rasa, cinta, kasih, sayang, kedamaian, ketentraman dan ketenangan untuk bersanding kepadaMu.

Subuh Bergetar

Adzan subuh berkumandang membuat hatiku berdebar kencang.
Mata yang berat akibat kantuk sirna menjadi terang menerang, menatap tajam.
Ingatan masalalu datang menyelimuti kabut gelap di akhir malam.
Nafas sesak udara ku hirup membuat jantung bekerja lebih keras.
Dadaku terasa panas dengan pikiran yang tak kunjung berhenti, tentang sabda-Mu dan kenyataan yang ku lihat sendiri.

Banyak hal yang ingin ku tanyakan padaMu, untuk mengungkap tabir kehidupan ini.
Tentang apa yang mereka perjuangkan untukMu.
Tentang nilai yang kau hembuskan dalam 99namaMu.
Tentang bacaan yang menjadi petunjuk jalan untuk menghadapMu.
Tentang rasa yang harus ku telan demi menghadirkan diriMu.
Tentang pasrah yang harus aku lakukan demi skenario terindahMu.
Tentang cinta yang selalu Kau getarkan hati dan jiwaku untuk selalu mengingatMu.

Mengingatmu adalah sesuatu yang terlalu menarik untuk akalku, mencari ujung dari masalah-masalah yang terjadi, yang saling berkaitan satu sama lainnya, saling turun menurun, dan saling berpelukan dengan mesra. Hanya denganMulah, aku dapat menelusurinnya, hingga ujungnya pun mustahil aku dapat, dan aku banyak sekali menemukan persimpangan.

Dipersimpangan itulah ku temui banyak pintu, yang belum pernah aku ketahui jalan untuk kemana.
Jika aku tersesat, berikanlah aku kesesatan yang indah, yang dapat memberiku banyak pelajaran, pemaknaan yang dalam, kemanusiaan yang tinggi, kasih sayang yang melindungi, nilai2 kebaikan luhur budi pekerti yang dapat digali agar dapat merubah peradaban sejahtera dan damai.
Aku minta petunjukMu, dan memintaMu untuk selalu mendampingiku, dengan cara aku melibatkanMu dalam segala sesuatu.

Terima kasihku kepadaMu, Sang Pencipta Fajar.

Popular Posts

Pages

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.