Saya masih ingat terhadap pesan orang tua bahwa jika berbuat suatu kebaikan jangan pernah diumbar-umbar atau disebarkan agar orang lain tahu, jadilah pemberi yang tidak terlihat. Masalah ganjaran dan balasan, biar Tuhan yang mengaturnya, dan kamu harus melanjutkan berbuat baik kepada siapa pun, dimana pun dan kapan pun.
Dewasa ini saya melihat banyak sekali orang-orang yang ingin menampilkan dirinya. Agar terlihat eksis berbuat baik, dan memaksa orang-orang yang melihatnya untuk mengakui keberadaan dirinya. Segala sesuatu yang dia perbuat disebarkan ke orang lain agar mereka semua mengetahuinya. Sebaran melalui sosial media yang dapat membuat orang memiliki banyak dugaan. Seseorang dapat terlihat hebat ketika dia selalu memposting dirinya dalam berbagai kegiatannya. Kegiatan baik yang harusnya dengan ikhlas membantu orang, dapat terpelintir menjadi alat simpati dan empati bagi orang yang melihatnya.
Positifnya seseorang yang selalu menyebarkan kebaikan dengan cara untuk dilihat orang adalah agar yang lainnya termotivasi untuk ikut teladannya. Namun, harus disadari bahwa mereka juga manusia biasa, tak luput dari kesalahan dengan beragam pandangan. Kebaikan yang terlihat pun tidak semuanya baik untuk menampung pendapat orang lain.
Negatifnya seseorang yang selalu eksis untuk kebaikan demi terlihat orang lain sangatlah banyak. Karena hal ini dapat memberikan sudut pandang yang berbeda bagi setiap orang. Apalagi jika pelaku tersebut adalah publik figur, calon pemimpin dari suatu daerah. Yang mana setiap tindak perilakunya menjadi bahan peperangan bagi kubu lawan. Mereka akan saling tikam dan menjatuhkan, tanpa ada lagi yang memperdulikan hakikatnya sebuah kebaikan.
Jadilah yang tidak terlihat. Ketika selalu melakukan kebaikan dengan cara yang sembunyi-sembunyi maka puas sudah kita melihat kebaikan itu tumbuh menjadi hakikatnya sendiri. Yang menerimanya pun merasa sangat terbantukan karena tidak menjadi objek dari kebaikan tersebut, tetapi menjadi subyek yang harus dia kembalikan dikemudian hari, dengan orang yang berbeda.
Jadilah yang tidak terlihat. Seperti malaikat yang selalu menjalankan tugasnya, tanpa dapat dilihat siapapun. Malaikat yang selalu mengepakan sayapnya, agar seimbangnya manusia berjalan menuju Tuhannya.
Jadilah yang tidak terlihat. Ketika setiap orang ingin menonjolkan dirinya ke dunia, dan kau malah menggali kubur sedalam mungkin agar tetap ingat tempat peristirahatan terakhirmu.
Jadilah yang tidak terlihat. Suatu saat nanti, namamu akan selalu terdengar dari mulut ke mulut, hingga orang-orang hanya mengetahui legendamu saja, tanpa mengetahui orangnya. Itulah keabadian yang selalu berjalan. Tak pernah padam. Tak pernah mati. Tetap berjalan dengan hembusan angin.
Jumat, 24 Maret 2017
Jumat, 17 Maret 2017
Jum'at dini hari. Mataku terasa berat. Kantuk yang melanda begitu hebat, sehingga mulutku tak dapat menahan uap yang berasal dari dalam rongga tenggorokan, yang menghasilnya sedikit air mata.
Terdengar syahdu dari Sang Pencerita tentang kehidupan manusia. Lantang dan tegas saat ia mengingatkan para pendengarnya akan Kontrak Hidup.
Bagaimana bisa kita satu keluarga tetapi masih tega untuk saling membunuh? Bagaimana bisa mereka yang menyerukan persatuan, malah membuat perpecahan? Sehingga persatuan adalah omong kosong untuk menarik simpati rakyat. Persatuan yang di agung-agungkan untuk suatu kelompok tertentu lalu bias menjadi untuk seluruh rakyat.
Agar tidak terjadi gesekan, Sang Pencerita pun menganjurkan kepada para pendengarnya akan paham tentang Kontrak Hidup. Kontrak hidup manusia di dunia ini seperti apa dan bagaimana menjalaninya. Dalam kontrak, lazimnya mengandung beberapa aturan main seseorang demi mencapai tujuannya. Terdapat pasal-pasal yang harus dipenuhi. Terdapat status jabatan, tugas, tanggung jawab dan waktu yang tertulis. Sampai kepada kompensasi dan hukuman, hak dan kewajiban. Semuanya tertulis jelas jika setiap orang mampu membaca Kontrak Hidup tersebut.
Kontrak hidup ini yang membuatnya adalah Tuhan Sang Pencipta. Dialah yang menuliskan semua pasal-pasal yang ada, kompensasi, jabatan, tugas, hak dan kewajiban. Dialah yang menciptakan jin dan manusia untuk menyembahnya.
Kontrak hidup manusia ini salah satunya terdapat pada Surah Pembuka, yang mana isinya adalah butir-butir kehidupan secara menyeluruh. Penjelasan demi penjelasan menyadarkan kita untuk hidup dalam sebuah kontrak yang sudah kita setujui dari awal.
Terdengar syahdu dari Sang Pencerita tentang kehidupan manusia. Lantang dan tegas saat ia mengingatkan para pendengarnya akan Kontrak Hidup.
Bagaimana bisa kita satu keluarga tetapi masih tega untuk saling membunuh? Bagaimana bisa mereka yang menyerukan persatuan, malah membuat perpecahan? Sehingga persatuan adalah omong kosong untuk menarik simpati rakyat. Persatuan yang di agung-agungkan untuk suatu kelompok tertentu lalu bias menjadi untuk seluruh rakyat.
Agar tidak terjadi gesekan, Sang Pencerita pun menganjurkan kepada para pendengarnya akan paham tentang Kontrak Hidup. Kontrak hidup manusia di dunia ini seperti apa dan bagaimana menjalaninya. Dalam kontrak, lazimnya mengandung beberapa aturan main seseorang demi mencapai tujuannya. Terdapat pasal-pasal yang harus dipenuhi. Terdapat status jabatan, tugas, tanggung jawab dan waktu yang tertulis. Sampai kepada kompensasi dan hukuman, hak dan kewajiban. Semuanya tertulis jelas jika setiap orang mampu membaca Kontrak Hidup tersebut.
Kontrak hidup ini yang membuatnya adalah Tuhan Sang Pencipta. Dialah yang menuliskan semua pasal-pasal yang ada, kompensasi, jabatan, tugas, hak dan kewajiban. Dialah yang menciptakan jin dan manusia untuk menyembahnya.
Kontrak hidup manusia ini salah satunya terdapat pada Surah Pembuka, yang mana isinya adalah butir-butir kehidupan secara menyeluruh. Penjelasan demi penjelasan menyadarkan kita untuk hidup dalam sebuah kontrak yang sudah kita setujui dari awal.
Banyak hal yang ingin ku tulis dari jari-jari tangan kiriku. Tentang aku. Tentang kamu. Dan tentang kita. Banyak hal yang membuatku tertunduk takjub dengan kenyataan yang ada. Dimana mimpi-mimpi, keinginan serta cita-cita yang kita miliki dapat terjawab oleh masa sekarang dan sisa masa depan. Banyak hal yang telah dituliskan oleh Sang Kuasa untuk hamba-hambanya berjalan. Dalam perjalanan menuju-Nya. Karena Dialah satu-satunya tempat kembali.
Tentang aku yang akan selalu berdiri tegak, bertanggung jawab penuh atas segala yang ada di diriku. Tentang perasaan yang berbekas yang kemudian menjadi pudar, atau bahkan menjadi abadi bersemayam dalam kenangan. Aku bertanggung jawab atas perasaan yang ada. Tentang derita akibat suatu kepercayaan. Tentang kecewa akibat suatu harapan. Tentang senyum akibat aku melepaskan semuanya. Aku harus tangguh berjalan dan menghadapi segala sesuatu yang ada. Nilai-nilai yang selama ini aku pegang dan menjadi sebuah prinsip hidup. Untuk mengarahkan kemana aku akan pulang. Berjalan menujuMu, walau berliku dan banyak ketersesatan yang kutemui. Aku pastikan hanya Engkau tempat yang kutuju.
Tentang kamu yang akan selalu bersanding disampingku. Berdampingan mesra sebagai teman seperjalanan. Kamu yang selalu memberikan senyuman bertenaga, dikala aku terlelah. Kamu yang selalu mengirimkan doa-doa terindah agar aku dapat hidup kembali. Doa-doa darimu yang memberikan secercah cahaya surga. Doa yang selalu kamu panjatkan agar aku dapat terbang kembali dengan satu sayap. Doa ternyaman yang selalu aku peluk dalam tidur, agar dapat selalu bersamamu. Hanya doamulah yang kuingat. Beserta pesan-pesan sakti untuk mengarungi lautan kehidupan. Hingga ruang dan waktu tertentu yang memaksa kamu untuk pergi. Melanjutkan perjalananmu dengan nahkoda yang lebih baik, kapal yang terbaik dan bekal yang cukup. Selamat melanjutkan perjalanan untuk kamu, kearah yang lebih baik dan sesuai dengan keinginanmu. Sampai ketemu kembali di suatu hari nanti, di tempat kembalinya semua manusia.
Tentang kita yang selalu mengisi hari demi hari dengan berjuta rasa. Senyum yang selalu melekat dari wajahmu, membuat kita mampu menerjang segala rintangan yang menghalangi jalan kita. Kita yang berjanji untuk saling melengkapi satu sama lain. Dengan doa sebagai pondasi terkuat. Dengan niat dari arah tujuan kita bersama. Hingga sang ruang dan waktu memaksa kita untuk berpisah. Meneruskan sisa-sisa perjalanan hidup dengan jalan masing-masing. Menuju tempat pulang yang sama, namun berbeda ruang dan waktu. Kita tetaplah kita, tidak akan bertambah dan berkurang. Kita yang selalu mewarnai dunia ini dengan berjuta warna. Kita yang selalu mengirimkan doa meski Sang ruang dan waktu telah memisahkan.
Semua ini tentangMu, wahai perancang kehidupan.
Semua ini tentang pesanMu, wahai penulis skenario terhebat.
Semua ini tentang kuasaMu, wahai Sang penguasa ruang dan waktu.
Kami berjalan menujuMu.
Tentang aku yang akan selalu berdiri tegak, bertanggung jawab penuh atas segala yang ada di diriku. Tentang perasaan yang berbekas yang kemudian menjadi pudar, atau bahkan menjadi abadi bersemayam dalam kenangan. Aku bertanggung jawab atas perasaan yang ada. Tentang derita akibat suatu kepercayaan. Tentang kecewa akibat suatu harapan. Tentang senyum akibat aku melepaskan semuanya. Aku harus tangguh berjalan dan menghadapi segala sesuatu yang ada. Nilai-nilai yang selama ini aku pegang dan menjadi sebuah prinsip hidup. Untuk mengarahkan kemana aku akan pulang. Berjalan menujuMu, walau berliku dan banyak ketersesatan yang kutemui. Aku pastikan hanya Engkau tempat yang kutuju.
Tentang kamu yang akan selalu bersanding disampingku. Berdampingan mesra sebagai teman seperjalanan. Kamu yang selalu memberikan senyuman bertenaga, dikala aku terlelah. Kamu yang selalu mengirimkan doa-doa terindah agar aku dapat hidup kembali. Doa-doa darimu yang memberikan secercah cahaya surga. Doa yang selalu kamu panjatkan agar aku dapat terbang kembali dengan satu sayap. Doa ternyaman yang selalu aku peluk dalam tidur, agar dapat selalu bersamamu. Hanya doamulah yang kuingat. Beserta pesan-pesan sakti untuk mengarungi lautan kehidupan. Hingga ruang dan waktu tertentu yang memaksa kamu untuk pergi. Melanjutkan perjalananmu dengan nahkoda yang lebih baik, kapal yang terbaik dan bekal yang cukup. Selamat melanjutkan perjalanan untuk kamu, kearah yang lebih baik dan sesuai dengan keinginanmu. Sampai ketemu kembali di suatu hari nanti, di tempat kembalinya semua manusia.
Tentang kita yang selalu mengisi hari demi hari dengan berjuta rasa. Senyum yang selalu melekat dari wajahmu, membuat kita mampu menerjang segala rintangan yang menghalangi jalan kita. Kita yang berjanji untuk saling melengkapi satu sama lain. Dengan doa sebagai pondasi terkuat. Dengan niat dari arah tujuan kita bersama. Hingga sang ruang dan waktu memaksa kita untuk berpisah. Meneruskan sisa-sisa perjalanan hidup dengan jalan masing-masing. Menuju tempat pulang yang sama, namun berbeda ruang dan waktu. Kita tetaplah kita, tidak akan bertambah dan berkurang. Kita yang selalu mewarnai dunia ini dengan berjuta warna. Kita yang selalu mengirimkan doa meski Sang ruang dan waktu telah memisahkan.
Semua ini tentangMu, wahai perancang kehidupan.
Semua ini tentang pesanMu, wahai penulis skenario terhebat.
Semua ini tentang kuasaMu, wahai Sang penguasa ruang dan waktu.
Kami berjalan menujuMu.
Jumat, 03 Maret 2017
Banyak para filsuf yang mencari awal mula dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu yang berusaha menelusuri lebih jauh tentang keadaan yang terjadi dari masa ke masa. Semua berawal dari ketidak adaan menjadi ada kemudian menghilang, kembali menjadi tidak ada.
Tuhan yang Maha Pencipta memberikan akal dan hati kepada manusia untuk berusaha mengungkapkan rahasia terbesar ini. Walaupun usaha manusia itu terbatas oleh ruang dan waktu menjadikan dia ada pada saat itu. Penelusuran ini pun berkelanjutan bagi manusia yang berani berpikir secara mendalam sampai ke akar awal permulaan, menelusuri luasnya cakrawala dunia yang dapat di nikmati oleh panca indera, dan mengarungi hebatnya samudera hati. Hanya manusia tangguh yang akan menjabarkan tentang keadaan ini sampai jalan menuju Tuhan.
Segala sesuatu yang kita pikirkan dan bayangkan akan sangat mungkin terjadi, dengan iringan usaha dan doa. Kemudian bisa menjadi tidak ada dengan hilangnya jiwa dalam kehidupan.
Tuhan yang Maha Pencipta memberikan akal dan hati kepada manusia untuk berusaha mengungkapkan rahasia terbesar ini. Walaupun usaha manusia itu terbatas oleh ruang dan waktu menjadikan dia ada pada saat itu. Penelusuran ini pun berkelanjutan bagi manusia yang berani berpikir secara mendalam sampai ke akar awal permulaan, menelusuri luasnya cakrawala dunia yang dapat di nikmati oleh panca indera, dan mengarungi hebatnya samudera hati. Hanya manusia tangguh yang akan menjabarkan tentang keadaan ini sampai jalan menuju Tuhan.
Segala sesuatu yang kita pikirkan dan bayangkan akan sangat mungkin terjadi, dengan iringan usaha dan doa. Kemudian bisa menjadi tidak ada dengan hilangnya jiwa dalam kehidupan.
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Banyak sekali orang yang ingin menjadi sukses dalam segala bidang. Sukses dalam berkarir, bertanding dan mencapai cita-cita. Kesuksesan ...
-
Seindah-indahnya rencana yang dibuat oleh manusia jika Tuhan tak berkehendak, maka rencana itu hanya akan menjadi bingkai dalam mimpi bes...
-
Sebuah rahasia yang belum tentu dapat dipecahkan oleh seseorang. Rahasia mutlak Sang Ilahi terhadap hamba-Nya ada tiga, yaitu; reje...
-
Seringkali kita mendengar ucapan-ucapan "terima kasih" dari seseorang yang baru saja mendapatkan sesuatu, entah itu pertolong...
-
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar terdapat beberapa imbuhan yang biasanya dipakai dalam perubahan suatu kata menjadi kata ...
Pages
Cari Blog Ini
Diberdayakan oleh Blogger.