Sungguh terlalu dapat diartikan sebagai ucapan halus untuk
menyatakan bahwa sikap berlebihan, tidak wajar dan sangat amat sekali. Sesuatu
yang erlebihan akan terlihat tidak bagus. Terlalu banyak jangan dan terlalu
sedikit juga jangan, maka yang sedanglah lebih baik. Jangan terlalu banyak
makan, nanti perut akan sakit.
Orang yang terlalu baik akan mudah untuk di manfaatkan orang
lain, begitu pun sebaliknya orang yang terlalu jahat akan mudah untuk
memanfaatkan seseorang. Seringkali kejahatan itu terbungkus dengan kebaikam,
dan kebaikan pun tertutp oleh kejahatan. “Terlalu” merupakan sifat alami
manusia. Dalam mengejar impiannya, manusia ingin selalu menjati yang ter- dalam
segala hal. Sungguh terlalu bila manusia ingin menjadi orang yang biasa-biasa
saja, dan sungguh sangat terlalu sekali apabila manusia tersebut ingin menjadi
seseorang yang memaksakan keadaan dari yang biasa menjadi luar biasa dan
akhirnya menjadi binasa.
Jadi orang itu jangan “terlalu” baik, tapi lebih bijak dan
teliti. Banyak orang yang terlalu percaya pada kekasihnya, akhirnya menjadi
kecewa karena keterlaluannya itu. Banyak orang sukses yang sering jatuh bangun
dalam usahanya karena keterlaluan semangatnya itu yang menimbulkan kepercayaan
sejati dalam diri. Banyak orang terlalu bodoh akan hal yang dikerjakannya,
namun setelah dia sadar maka keterlaluaanya itu mengajarkan bagaimana untuk
mengerjakannya lebih baik lagi.
Hidup itu terlalu singkat jika hanya memikirkan hal-hal yang
menghambat perkembangan diri. Banyak hal yang didapat dari “terlalu” ini,
karena jika seseorang melakukan kegemarannya atau kebutuhannya, secarar tidak
sadar dia akan terlalu banyak mengeluarkan tenaganya. Seperti seorang anak yang
terlalu berani untuk memegang api dan pada akhirnya anak tersebut sadar bahwa
api tersebut panas dan tidak akan memegang api lagi.
Orang-orang yang terlalu kaya ingin sekali merasakan menjadi
orang biasa-biasa saja, aman dan nyaman dalam pergaulan, dan jauh dari musuh
dan orang-orang yang hanya menginginkan hartanya. Orang-orang yang terlalu
miskin pun ingin terlihat kaya agar terhindar dari penghinaan-penghinaan
masyarakat. Sederhana menjadi pertengahan bagian antar kaya dan miskin, bila
dilihat dari materi. Dan mereka menghindari sikap “terlalu” dalam kehidupannya
agar dapat menikmati hidup.
0 komentar:
Posting Komentar