Maling ayam akan mendapat hukuman yang sangat mengerikan
dalam masyarakat, digebuki, dipukul, diarak masa bahkan sampai dibakar hidup-hidup.
Namun maling negara akan mendapat perlindungan khusus dan pelayanan super mewah.
Inilah hukum yang ada dinegaraku. Sangat lucu sehingga sudah menjadi rahasia
umum dah budaya yang sangal melekat pada masyarakat.
Sangat mengenaskan ketika kita melihat seorang maling atau
pencuri yang benar-benar terpojok kebutuhan ekonomi. Nekat menjadi alat utama
untuknya melakukan pencurian,agar kebutuhan ekonominya terpenuhi hari itu.
Hanya untuk sesuap nasi dan kebutuhan perut keluarganya, dia menjadi maling
kecil yang beresiko besar. Tidak memikirkan akibat yang akan didapatnya, yang
ada hanya pikiran untuk makan keluarganya.
Semua orang pasti beranggapan bahwa mencuri atau maling adalah
perbuatan yang tidak boleh dan dilarang oleh masyarakatnya. Dan itu tertulis
diberbagai peraturan bahwa maling atau pencuri adalah perbuatan yang merugikan seseorang.
Bagaimana dengan penyebab seseorang yang melakukan pencurian? Apa saja faktor
yang yang membuat orang berani untuk mencuri?
Tidak peduli apapun alasannya dan latar belakangnya, mencuri
tetap mencuri,mengambil hak orang lain tanpa bilang dan harus mendapatkan
hukuman yang sebanding.
Pencuri kecil
Seorang bapak yang memiliki keluarga namun penghasilannya
tidak cukup untuk menutupi kebutuhannya terpaksa mencuri untuk anak dan
istrinya. Tidak ada pikiran lain selain anak dan istrinya dapat makan dan memenuhi
kebutuhan lainnya seperti, biaya sekolah, membayar kontrakan, membayar hutang
dan lain sebagainya.
Jalan hidupnya telah buntu dan tak tahu arah. Lingkungan
sekitarnya sudah enggan menolongnya, memberikan pinjaman atau bantuan apapun,
karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengembalikannya. Bapak tersebut
sudah mencari pekerjaan yang layak demi menutupi kebutuhannya, namun masih saja
kurang.
Dengan sangat terpaksa dan tidak ada pilihan lain, dia
mencuri barang milik orang lain, lalu tertangkap basah oleh warga, dan kemudian
warga main hakim sendiri tanpa menginterogasi bapak tersebut. Para warga
menutup kuping terhadap alasan kebutuhan yang menyebabkannya berlaku seperti
itu. Dan habislah badan bapak tersebut, sampai nyawa yang menjadi taruhannya.
Apakah lingkungan tidak dapat menolongnya demi terpenuhinya
kebutuhan keluarganya? Sampai bapak tersebut nekad mencuri. Lingkungan hanya
tahu perbuatan mencuri yang dilakukan bapak tersebut, tanpa mau tahu beban yang
ditanggungnya begitu berat. Hanya merasakan tetapi enggan untuk membantu.
“Sabar yaa, itu cobaan yang harus dihadapi, dan cobaan itu datangnya dari Tuhan
yang ingin menaikan derajat keimanan seseorang” jawaban dari seorang alim ulama
memberikan ketenangan sedikit di hati tanpa merubah kebutuhan tersebut.
Pencuri Besar
Para pejabat dan wakil rakyat yang seharusnya dapat
memberikan ketentraman masyarakat yang dipimpinnya, menjadi pelaku utama dalam
perlombaan kasus korupsi, memperkaya diri sendiri dan para kroninya. Seorang
pejabat yang terlibat kasus akan segera merapatkan barisan menutupi dan membumi
hanguskan kasusnya. Bagaimana pun caranya kasus tersebut harus tuntas dan tidak
boleh tersebar ke masyarakat.
Modal yang dibutuhkan untuk menjadi pejabat dan wakil rakyat
sangatlah besar. Tak heran bagi mereka untuk merebut bangku kekuasaan dengan
segala caranya. Banyak persetujuan kerja sama dalam memperoleh bangku jabatan.
Bagi mereka, jabatan kekuasaan adalah lahan basah yang dapat menghasilkan uang
untuk kemakmuran dirinya dan sekutunya, bukan untuk masyarakat pada umumnya.
Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Bukan lagi untuk
menolong yang lemah, tetapi menindas kaum yang lemah.
Cara yang dimainkan mereka dalam pencurian besar-besaran ini
sangatlah cantik. Semua urusan selalu tersembunyi dan menggunakan kode untuk
berinteraksi sesamanya. Mereka sangat berbeda dengan pencuri kecil yang hanya
bermodalkan niat nekad, namun mereka membuat siasat dan strategi guna menutupi
pencurian itu. Banyak pihak yang bermain dalam pencurian besar-besaran ini, dan
yang lebih heran lagi para penegak hukum, pihak yang berwenang untuk
mengamankan, mengayomi dan melayani masyarakat melindungi seseorang yang memang
benar-benar terlibat dalam kasus besar.
“Kasus ini masih diselidiki
lebih lanjut” alasan klasik untuk mengungkapkan siapa saja para pelaku yang
melakukan korupsi. Bisa saja kesepakatan yang telah dibuat mengulur waktu dalam
persidangan. Rumit sekali bila kasus tersebut dapat ditangani dengan tuntas.
Kemungkinan besarnya, para pelaku dan pendukungnya ada dalam lingkaran mereka,
yang sedang bersama-sama merencanakan sebuah sandiwara public yang akan
ditampilkan keseluruh masyarakat.
Hasilnya, banyak pihak yang terlibat, sangat banyak hasil
pencurian yang mereka lakukan dan tertutupnya hukuman dengan keputusanyang
sangat tidak adil. Tertangkap basahnya mereka didepan masyarakat tidak ada yang
berani menyentuhnya apalagi memukulnya bahkan sampai mati. Mereka dengan
kekuasaannya dan kekayaaannya hasil korupsi dapat membeli perlindungan hukum
dan membeli aturan yang ada dalam penegak hukum.
Ketika mereka diputuskan telah bersalah dan menerima hukuman
penjara serta denda yang harus dibayarkan, mereka masih bisa menghirup udara
bebas diluar jeruji besi. Kroni-kroni merekalah yang menjamin kehidupannya dan
keluarganya selama menjalani masa hukuman, beda dengan pencuri kecil yang tidak
dapat jaminan dari siapa pun.
Bayangkan bila pencuri besar ini merajalela dan tumbuh
berkembang dalam negeri ini. Hal ini akan menjadikan sebuah benalu dalam
masyarakat. Dimana masyarakat kecil yang tidak tahu apa-apa dipralat oleh pihak
yang haus akan tahta dan harta.
Lucu sekali bila hukumnya begini,
“Maling kecil di pukuli bahkan di
bakar masyarakat, dan Maling besar di lindungi oleh aparat.”
0 komentar:
Posting Komentar