Kamis, 29 Oktober 2015

Melihatmu

Masih kah kau dapat melihatku?
Di jauh kehidupan kelammu
Menatap masa depan yang menunggu
Dan disanalah kita akan bertemu

Kemarin kau selalu ada untukku
Kita bercanda, tertawa dan terbuka
Tak ada jarak yang aku ciptakan untuk kita
Karena aku hanya selalu ingin dekat denganmu

Kita bebas bercerita, dan bermanja ria
Sampai Sang waktu memenggal kisah perjalanan kita
Dan akhirnya kita mengambil jalan yang beda
Lepas sudah genggaman tanganmu dariku
Karena hatimu telah sampai pada tambatannya

Aku meneruskan perjalanan ini
Tanpa kau di hati, aku berjalan bagai orang mabuk
Sempoyongan dan tergopoh-gopoh kaki dan badan tak seirama
Tanpa sadar, aku telah meninggalkan tempat kita bersama dulu
Sambil berceloteh dalam doa
Aku selalu menyebut namamu dihadapanNya

Kau dimana?
Masihkah ada rasa kita yang dulu tersimpan manis?
Masihkah kau mengingat harapan demi harapan hubungan kita dulu?
Kau sempat berjanji untuk selalu bersamaku,
Membangun dan bangkit bersama,
Memulai kisah dengan keadaanku yang sangat terpuruk,
Kau bawakan surga kedalam harapanku
Hingga berani ku memeluk impian untuk dapat bersanding denganmu

Kasta kita memang beda.
Peraturan keluarga kita pun berbeda
Kau dengan derajat tinggi,
Sedangkan aku tidak tahu seberapa tinggi derajatnya diriku

Kau teratur, rapih dan terencana semuanya,
Sampai aku ada dalam rencanamu dalam membangun mimpi bersama
Sedangkan aku, hanya pengembara perjalanan hidup.
Aku hidup sebebasnya dan bahkan liar,
Entah apa yang aku cari dan harapkan dari perjalanan ini.
Namun kau datang tepat pada waktunya
Memberikanku satu tujuan jelas dan 
sesuatu pencarian yang bermuara hatimu.

Tujuan hidupku jadi jelas, selama kau ada disampingku
Menopangku disaatku rapuh dan hilang semangat
Memarahiku disaat aku mulai ego dengan diriku sendiri
Hingga lupa jika aku sedang menggenggammu.
Maafkan untuk itu,

Dari waktu ke waktu, aku belajar untuk pantas bersanding di sampingmu.
Kau bercerita tentang seseorang yang layak untuk berhadapan dengan keluargamu.
Kau memberikan aku panduan terbaik untuk menghadapinya.
Walau pelan dan singkat, namun ini adalah sesuatu yang sangat berharga buatku.

Terima kasih,,, pelajaran ini melengkapi bekalku
Jika diujung jalan nanti kita bertemu,
Tuhan telah menjawab doaku.

Rabu, 28 Oktober 2015

Beruntunglah hukum

Beruntunglah bagi mereka yang percaya akan hukum karma
Setiap tindakannya selalu ada balasan didepan sana
Hingga sangat berhati-hati dalam mengambil keputusannya untuk bertindak
Balasan karma yang dipercaya lebih hebat dari balasan manusia biasa
Karena ada campur tangan Tuhan didalamnya

Beruntunglah bagi mereka yang percaya akan hukum rimba
Siapa yang kuat dia dapat berkuasa
Siapa yang lemah dia akan menyerah dan mati
Raja itu di raih dengan kekuatannya
Seberapa buas, tangguh dan menakutkannya dia untuk sesama
Hukum ini adil untuk mengajarkan manusia agar tidak lemah
Namun berlebihan bagi mereka yang punya kekuatan
Hingga semua aturan dia yang buat untuk memperkuat kekuasaannya
Sangat hebat memang,
karena campur tangan Tuhan akan memihak kepada
mereka yang kuat dan mematuhi aturannya,
serta membantu yang lemah

Beruntunglah bagi mereka yang percaya akan hukum sebab akibat
Selalu bertanya "kenapa" dan "bagaimana"?
Keputusannya mendekati akurat, dengan segala pertimbangannya
Hingga suatu saat dia sangat mendalami untuk
memulai darimana dan sampai berakhir dimana,
memulai apa dan sampai menjadi apa,
Sampai sang alam membuatnya terunduk jatuh dengan kekuasaannya

Berutunglah bagi mereka yang percaya akan hukum negara
Karena hanya penguasalah yang dapat berlindung didalamnya
Mereka yang jauh akan merasakan ujungnya jarum tajam yang menusuk
Hingga tidak ada lagi pembelaan, sampai hotel berjeruji itu siap untuk dihuni


Senin, 26 Oktober 2015

Bisakah hati dan pikiran di satukan?

Sedalam dalamnya pikiran mampu kita baca, apa yang dipikirkan atau pun apa yang akan direncanakan pasti akan kita ketahui, namun bagaimana dengan hati? hati yang berkaitan untuk merasakan sesuatu. Pikiran dan hati menjadi satu bagian keputusan dari hidup manusia. Tanpa pikiran seseorang akan bertindak dengan ceroboh, begitu pun tanpa hati seseorang dapat bertindak dengan mana suka tanpa mempertimbangkan kebaikan dan nilai dari suatu tindakannya.

Bisakah hati dan pikiran di satukan?

Pergolakan hebat para filsuf dalam menggunakan hati dan pikiran mereka mengenai sesuatu hal. Hati memnajdi pusat dan pengendali terhadap apa yang telah terpikirkan. Pikiran pun menjadi

Masihkah Kau mau menemuiku?

Masihkah Kau mau menemuiku?

Jalan panjang telah kulalui, tanpa tahu arah kemana kaki ini melangkah
Jalan tanpa ujung ku tempuh hanya untuk satu tujuan, yaitu Kamu.

Masihkah Kau mau menemuiku?

Kotor badan ini tak pantas untuk menghadapMu
Bau keringat yang menyengat ini saksi usahaku untuk bertemu denganMu
Hanya gigihnya keyakinan ini yang dapat mengantarku kepadaMu

Masihkah Kau mau menemuiku?

Hanya Bertemu

Hanya bertemu Kamu lah,
Lidahku membeku bisu
Pandanganku kabur berlinang air mata
Kepalaku tertunduk tak mampu menghadapMu
Mataku berkaca tanpa batas lepas 
tak kuat aku menatapmu,
Maaf, aku harus menundukannya. 

Hanya bertemu Kamu lah,
Jantungku berdetak seperti ingin meledak
Jiwaku sesak seiring isak tangis yang tertahan
Darahku berhenti mengalir dan bermuara pada satu titik penghabisan
Pikiranku hilang tak dapat menganalisa kehadiranMu
Hatiku tak henti-henti menyebut namaMu
Dalam sunyi sepi hingga hingar binar ku berdoa.

Hanya bertemu Kamu lah,
Badanku bergetar menggigil hebat
Tubuhku lemah tak mampu menopang dosa
Kakiku lumpuh tak berdaya untuk jalan
Punggungku kaku menahan beban kesalahan kepadaMu

Aku akan menemuiMu
Kita akan duduk berdua sambil memandang senja
Bercanda dan tertawa tentang hal-hal keunikan kita
Bercerita dan bernostalgia tentang cerita-cerita lama
impian, angan dan rencana besar tentang surga kita
Bukankah kau ingin membuat surga kecil itu untuk kehidupan kita?

Jangan menangis! Aku mohon.
Aku tak mampu melihat air matamu terjatuh
Sesak nafasmu di hadang isak tangis yang menghujam hatiku
Dan detak jantungMu yang semakin cepat
Hingga mulutmu pun tak mampu berucap di hadapanku

Tersenyumlah !
Seperti setiap pertemuan kita.
Senyum itu lah yang membuatku tenang dan melihat surga dimatamu
Bercandalah dan bermanjalah seperti kita lupa bahwa kita bukan anak-anak lagi
Menyanyikan laku taman kanak-kanak lalu kita tertawa dan bertepuk tangan bersama

Kirimkan aku doamu, doa dari hati bersih yang telah lama kucari
Doa yang sering aku terima ketika beban berat ada di punggungku
Doamu yang memberikan ketenangan batinku,
ketika kenyataan tak sama dengan harapanku.
Doamu yang memberikanku banyak harapan melalui syair kehidupan
Doa yang sampai saat ini masih terngiang dan tertanam dalam hati.

Kau pernah membacakan surat suci dari firman Tuhan,
sebelum kita mengikatkan janji untuk membangun masa depan bersama,
Dan aku hanya membaca surat pengasih pada saat yang sama,
hingga akhirnya aku mantap untuk membuka kembali hatiku

Kau berhasil menyembuhkanku dari luka lama, Selamat.
Tapi maaf, kau tidak mendapatkanku dalam keadaan utuh seperti semula
karena sayapku telah patah satu dan tubuhku mengecil ringkih
Namun kau menerimanya dengan tulus waktu itu.
Aku sangat bersyukur, diriku yang telah lama tertidur kini mulai terbangunkan lagi
Bersiap untuk menyongsong dunia, menggenggam fajar dan memeluk senja.

Aku berdiri kokoh dan berjalan gagah, karena kau yang membuatku hebat.
Usaha, kesabaranmu, ketulusanmu serta doamu yang membuatku jadi seperti ini.
Aku lemah dihadapanmu, dan manja
bagaikan anak kecil yang haus dekapan sayang sang ibu.

Aku sering lupa saat special bersamamu,
Lupa saat kita pertama kali jumpa,
Lupa saat kau bilang hari ini tanggal berapa,
Lupa segalanya tentang masa lalu yang telah kau kubur saat itu
Karena setiap saat bersamamu itu lah anugerah special yang Tuhan berikan kepadaku,
hingga aku lupa waktu dan ingin selamanya menghabiskan waktu denganmu.

Namun Tuhan berencana beda,
Dia berikan waktu kita hanya sekejap saja dan hanya sebentar.
Memberikan jalan agar kita harus tetap berjalan menggapai impian walau tak bersama.
Kau terlepas dari pelukanku, dan kau berlabuh dengan pria yang jauh baiknya denganku.
Pria yang bisa berbicara kepada orng tuamu
Pria yang beragama kuat dan berkeluarga taat agama
Pria yang menjadi idola dari para orang tua yang memilki putri
Pria yang bisa membuatmu aman dan nyaman
Pria yang dapat membasahi hatimu dengan ayat-ayat Tuhan, hingga berlinang air matamu
Pria yang sangat menginginkanmu
dan akhirnya,
Kau hanya bisa bilang semua ini sudah Tuhan yang mengaturNya.
Bukan salah pria itu dan bukan salah kamu, hanya saja Tuhan punya rencana ini

Hampir aku tak percaya apa yang Tuhan tentukan saat itu,
Sampai setiap malam aku protes kepadanya dan bertanya-tanya,
"Apa lagi yang akan Kau tetapkan kepadaku Tuhan?"
"Kau rubah impian surgaku menjadi neraka bagi hatiku yang malang ini"
"Sepertinya Kau senang melihat hambamu yang hina dina ini
meratap dan menyerah dihadapanmu"
"Hingga habis kata-kataku Kau buat, tentang jalan hidup ini"
"Tentang semua kepastianMu yang membuatku lemah tak berdaya"
"Berpikir keras tentang keputusanMu, mempelajari apa yang Kau mau, dan berakhir diam dengan takjub"
"Aku angkat tangan, dan menyerah dengan semua pikiranku tentangMu"
"Hingga sajadah ini basah oleh air mata dunia yang tak sepantasnya Kau lihat"
"Lalu aku tersenyum kembali, sambil merasakan hangat peluk kasih dan sayangMu"

Akhirnya aku titipkan kembali semua doa dan salamku kepadaMu,
Hingga keajaibanMu mempertemukan aku dan dia kembali, dengan keadaan apapun.
Baik dalam keadaan hina maupun mulia.
Jika dia memang nama yang kau sandingkan untukku, dia akan kembali kepadaku dengan seizinMu.
Nama yang akan aku bawa untuk bertemu kembali kepadaMu.
Jika tidak, Kau pasti memebrikannya yang terbaik.
Hingga aku, Kau dan dia dapat bercengkrama mesra dibawah Rahman dan RahimMu.

Kuserahkan semua ini untukMu, mengingat aku juga milikMu,
Bagaimana aku bisa memilikimu?
Sedangkan aku tidak punya apa-apa dan diri ini milikMu yang Maha Mulia.



Senin, 19 Oktober 2015

Hilang Arah

Angin berhembus kencang, lalu pergi begitu saja.
Kemana arah angin tersebut?
Dimanakah dia akan berakhir?
Apa yang telah di bawanya sehingga sangat cepat ia berlalu?

Air mengalir mencari tempat terendah.
Tak peduli apapun yang ada di depannya,
Ia harus tetap mengalir.
Hingga saatnya dia bertemu dengan dua haluan
yang tak mungkin bersatu.
Tempat air tawar dan air laut bertemu.
Lalu kemana air tersebut berakhir?

Embun pagi dan dinginnya kabut akan berlalu
Ketika matahari mulai tersenyum kepada dunia.

Aku hilang arah.
Entah,
jalan mana yang harus ku tempuh.
Kemana kaki melangkah dan mata memandang.
Semua harus berjalan sesuai dengan irama.

Aku hilang arah.
Kemana,
kawan lama yang selalu ada
dalam suka maupun duka.
Sampai kita membuat dunia ini gila
dan kita gila di buat arah masa depan yang menjadi mimpi bersama

Aku hilang arah.
Kepada,
Siapa yang akan mendampingiku
di kala dingin malam memelukku dengan jarum kedinginan.
Siapa yang akan membuatku gerah
dengan semua perdebatan yang menguras banyak tenaga, emosi dan amarah
namun kita selalu mengakhirinya dengan canda tawa yang lebih menggila.

Aku hilang arah.
Ketika,
Semuanya telah berubah drastis,
dan aku hanya disini.
duduk termangu memahami setiap perubahan yang ada,
untuk menyadarkanku bahwa aku sendiri harus berubah.
Aku tdak tahu harus berubah seperti apa.
Sejauh pemikiran yang membuatku semakin mendalami berbagai sudut pandang yang berbeda.
Membuatku harus melepaskan semua yang ku punya.

Aku hilang arah.
Apa
yang bisa kubawa kepada Tuhanku yang sangat Pecinta itu.
malu aku di buatNya,
disaat diri merasa benar atas segala sesuatu, dan Dia pun hanya tersenyum,
sambil mengelus dadaku dengan Rahman-Nya.

Sering kali aku menentang-Nya, dengan otak yang terbatas ini, dan hati yang tak lagi suci.
Hingga lelah aku dibuatNya, untuk mengeluhkan,
mengadukan dan menolak semua yang telah Dia buat.
Saat lelah tersebutlah, aku merasakan lemah selemah-lemahnya di hadapan-Nya,
hingga sesak didada mengeluarkan air mata, dan tubuh terasa berat untuk bangkit.
Namun Kau selalu tersenyum dan membelaiku dengan lembut cinta-Mu.
sampai ringan semua masalah dunia ini.

Aku hilang arah.
Kawan,
kemana pun kau pergi,
bagaimana pun keadaan kau,
jadi apa kau disana,
Aku akan selalu mendekapmu dalam doa.
Dengan Dia, yang selalu menjadi alasan untuk kita bertemu dan berpisah.
Hingga kita bertemu kembali bersama dihadapanNya.
Entah dalam keadaan mulia atau hina.

Popular Posts

Pages

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.