Sabtu, 21 Oktober 2017

Kelak Kau

Kelak kau akan mengerti, bahwa menahan diri untuk membuat seseorang tak tersinggung karena lisanmu, lebih mulia dari pada mengutarakan isi hati.

Kelak juga kau akan mengerti. Bahwa tersinggung atau tidaknya lisan seseorang terhadap kita, tergantung pada hubungannya terhadap Sang Pencipta. Dimana Dia telah menuliskan beribu cara agar kembali kepadaNya.

Kelak kau akan mengerti. Bahwa ketersinggungan dari setiap orang selalu meningkat karena adanya keraguan dan ketakutan. Keraguan atas apa yang selama ini dijalankan, tanpa membaca lebih dalam lagi maknanya, hingga teks, konteks dan realita tidak berjalan dengan mulus, layaknya skenario film yang akan dinikmati orang banyak. Ketakutan atas pengambilsn keputusan, karena kajian yang dilakukan kurang mendalam dan terkesan lambat penanganan.

Kelak juga kau akan tahu, bahwasanya sebuah hati yang suci hanya akan bersinar jika diisi dengan hal yang positif, mengingatNya,

Merasakanmu

Merasakanmu adalah setiap darahku mengalir menciptakan kehidupan dalam oragan tubuhku. Jantung memompa dara dengan irama yang dapat ditentukan. Kadang berdetak kencang atau pun pelan. Hingga ajal menghentikan detaknya.

Merasakanmu adalah kehidupan yang selalu berputar tanpa henti. Tanpa takut jika terlepas dariNya. Karena Dia Maha Mengawasi. Setiap gerak-gerik tingkah laku seseorang akan terdeteksi dengan cepat apa maksudnya. Orang tersebut masuk kedalam skenario terbesarNya.

Merasakanmu memberikanku ruang dan waktu yang sangat luas. Rasa hadirnya diriMu membuatku manja akan banyak permintaan. Layaknya anak kecil yang selalu ingin ini dan itu.

Merasakanmu hadir dalam setiap penglihatanku, membuatku semakin terawasi oleh Sang Pembuatku. Tanpa ada campur tangan langsung Dia menuntunku agar kembali kepadaNya.

Merasakanmu membuat hati menjadi tengan. Hanya karena mengingatmu dan merasakan akan hadirnya diriMu dalam setiap gerak-gerikku.

Merasakanmu membuatku sadar dan tahu diri, antara Sang Pencipta dan yang diciptakanNya, termasuk aku. Tentang tingkah laku yang selalu terdeteksi oleh hati, sebagai sumber tolak ukur kemanusiaan.

Mendengarmu

Aku mendengarmu melalui hembusan angin yang menyapa telingaku. Dengan kesejukan dan kelembutan kasih dalam penyampaian pesanMu. Agar aku selalu menjaga belaian kasih sayangMu sepanjang jalan menujuMu.

Aku mendengarmu melalui gemericik air yang mengalir. Dengan nada-nada kehidupan yang selalu mengalir mencari ujung dari hilir yang telah disiapkan. Agar hidup selalu berjalan kedepan, mencari muara terbesar hingga samudera surga yang selalu didambakan.

Aku mendengarmu melalui melalui tetesan embun dipagi hari. Memberikan harapan baru untuk mengisi hari demi hari. Menciptakan beragam keajaiban yang tidak dapat disangkakan. Hingga sang malam tiba berselimutkan dengan kabut. Menutup semua cerita tentang hari ini. Berdoa dan berharap agar embun pagi esok hari lebih baik dari panasnya mentari.

Aku mendengarmu melalui tetesan air hujan. Yang entah bagaimana membawakan berkah dari Ilahi tentang kehidupan manusia. Namun, bisa juga menjadi sebuah bencana bagi manusia dan lingkungannya, agar aku berpikir tentang rumus kehidupanMu. Tetesan yang dapat menghilangkan dahaga bumi dari teriknya matahari. Dan tetesan yang dapat menenggelamkan suatu tempat dengan memakan korban.

Aku mendengarmu melalui tangisan bayi yang baru lahir. Sapaan pertamanya menghadapi dunia. Yang entah bagaimana bayi itu harus hidup dan kembali kepadaNya. Dengan siapa orang tuanya itu hanya Dia yang mengaturNya. Hingga problematika besar bermunculan karena gagalnya kita memahami sapaan bayi pertama lahir itu.

Aku mendengarmu melalui gosip murahan tentang berbagai kejelekan orang-orang. Hujatan yang selalu terlontar dari para pembenci. Caci maki yang keluar tak terkendali. Serta emosi yang dapat menghancurkan satu generasi. Hingga saat orang yang dibicarakan tersebut hadir didepannya. Dan mereka terdiam, tertunduk malu serta mengalihkan pembicaraan agar terasa akrab kembali.

Aku mendengarmu melalui kitab yang selalu dibacakan oleh para penerus agama. Dengan pemahaman yang beragam, sampai beribu pertanyaanku dibuatnya, tentang isi dari kitab-kitabMu. Mengapa mereka selalu mempertentangkan satu dengan yang lainNya. Baik dalam satu agama ataupun berbeda agama, yang selalu membuatku bertanya tentang skenario apalagi yang akan Kau buat.

Aku mendengarmu melalu orang-orang "katanya". Yang selalu membawa kata "katanya" yan tidak memiliki ujung pangkal. Sumber yang valid yang dapat dijadikan bahan perimbangan. Namun "katanya" ini sangat menarik, karena dapat menimbulkan persepsi lain yang dapat memacu otak untuk berpikir ulang tentang suatu masalah.

Aku akan selalu mendengarkanMu. Melalui bisikan ataupun hal nyata, yang dapat membawaku kembali kepadaMu.



Kamis, 19 Oktober 2017

Melihatmu

Aku melihatmu dalam rintik hujan yang membasahi bumi. Yang membuat embun dalam ruangan. Dan memberi bintik pada kaca yang tak menyerapmu.

Aku melihatmu dalam siang yang disenyumi matahari. Terlapis awan agar tak terlalu menyengat panasnya. Terlapis udara yang membuatku merasa sejuk. Terlapis polusi yang terkadang membuat kabut mata memandang.

Aku melihatmu dalam gelapnya malam. Disaat bulan bersinar dengan rasa malunya. Bintang berkelip dengan lincahnya. Angin malam berhembus dengan belaian kasih sayangnya. Agar aku dapat tidur dengan nyenyak.

Aku melihatmu dalam tatapan kosong para pelamun. Menggambarkan surga untuk tempat abadinya. Melukiskan indahnya hidup yang akan dijalaninya. Memetakan langkah untuk dapat berjalan menujumu.

Aku melihatmu dalam hijaunya daun di pepohonan. Pada buah yang bersandar manja pada pepohonan. Hasil panen yang melimpah ruah. Agar aku dapat bertahan hidup menujumu.

Aku melihatmu dalam sebuah bencana alam yang menakutkan. Menegurku untuk siap akan sesuatu yang tak terduga. Memberikan peringatan akan alam yang harus di lestarikan. Dan sesuatu yang dapat datang kapan saja. Memberikan kita tempat untuk menunjukan kebenaran diri secara abadi. Apakah dapat memaknainya dengan baik atau tidak.

Aku melihatmu pada setiap sudut. Yang menjadikan hidup ini tak pernah sendirian. Bahkan dalam keheningan sepi yang tak seorang pun dapat menemukanku.

Popular Posts

Pages

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.