Sabtu, 21 Oktober 2017

Mendengarmu

Aku mendengarmu melalui hembusan angin yang menyapa telingaku. Dengan kesejukan dan kelembutan kasih dalam penyampaian pesanMu. Agar aku selalu menjaga belaian kasih sayangMu sepanjang jalan menujuMu.

Aku mendengarmu melalui gemericik air yang mengalir. Dengan nada-nada kehidupan yang selalu mengalir mencari ujung dari hilir yang telah disiapkan. Agar hidup selalu berjalan kedepan, mencari muara terbesar hingga samudera surga yang selalu didambakan.

Aku mendengarmu melalui melalui tetesan embun dipagi hari. Memberikan harapan baru untuk mengisi hari demi hari. Menciptakan beragam keajaiban yang tidak dapat disangkakan. Hingga sang malam tiba berselimutkan dengan kabut. Menutup semua cerita tentang hari ini. Berdoa dan berharap agar embun pagi esok hari lebih baik dari panasnya mentari.

Aku mendengarmu melalui tetesan air hujan. Yang entah bagaimana membawakan berkah dari Ilahi tentang kehidupan manusia. Namun, bisa juga menjadi sebuah bencana bagi manusia dan lingkungannya, agar aku berpikir tentang rumus kehidupanMu. Tetesan yang dapat menghilangkan dahaga bumi dari teriknya matahari. Dan tetesan yang dapat menenggelamkan suatu tempat dengan memakan korban.

Aku mendengarmu melalui tangisan bayi yang baru lahir. Sapaan pertamanya menghadapi dunia. Yang entah bagaimana bayi itu harus hidup dan kembali kepadaNya. Dengan siapa orang tuanya itu hanya Dia yang mengaturNya. Hingga problematika besar bermunculan karena gagalnya kita memahami sapaan bayi pertama lahir itu.

Aku mendengarmu melalui gosip murahan tentang berbagai kejelekan orang-orang. Hujatan yang selalu terlontar dari para pembenci. Caci maki yang keluar tak terkendali. Serta emosi yang dapat menghancurkan satu generasi. Hingga saat orang yang dibicarakan tersebut hadir didepannya. Dan mereka terdiam, tertunduk malu serta mengalihkan pembicaraan agar terasa akrab kembali.

Aku mendengarmu melalui kitab yang selalu dibacakan oleh para penerus agama. Dengan pemahaman yang beragam, sampai beribu pertanyaanku dibuatnya, tentang isi dari kitab-kitabMu. Mengapa mereka selalu mempertentangkan satu dengan yang lainNya. Baik dalam satu agama ataupun berbeda agama, yang selalu membuatku bertanya tentang skenario apalagi yang akan Kau buat.

Aku mendengarmu melalu orang-orang "katanya". Yang selalu membawa kata "katanya" yan tidak memiliki ujung pangkal. Sumber yang valid yang dapat dijadikan bahan perimbangan. Namun "katanya" ini sangat menarik, karena dapat menimbulkan persepsi lain yang dapat memacu otak untuk berpikir ulang tentang suatu masalah.

Aku akan selalu mendengarkanMu. Melalui bisikan ataupun hal nyata, yang dapat membawaku kembali kepadaMu.



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Pages

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.