Jumat, 25 November 2016

Kebenaran dan Pembenaran

Mencari "Kebenaran" itu sejatinya ada pada hati dan mencari sebuah "Pembenaran" ada pada akal pikiran. Bagaimana bisa aku mencari Kebenaran sedangkan hati dan pikiran selalu beradu argumen dan saling hantam satu dengan yang lain sehingga menimbulkan kerusuhan batin.

Tentang Kebenaran adalah mutlak dari Sang yang Maha Benar. Sedangkan pembenaran adalah keraguan seseorang yang meminta untuk dipastikan Benar. Semakin dalam untuk dipahami maka semakin besar Kebenaran yang akan didapatkan dari Sang Maha Benar melalui apapun itu. Sehingga kita dan Dia dapat melebur menjadi satu dalam jiwa yang selalu mencari Kebenaran.

Tentang Pembenaran adalah hasil karya ide dan pemikiran seseorang untuk mengungkapkan dirinya dari hasil penelusurannya dalam mencari Kebenaran. Suara terbanyaklah yang dapat mempengaruhi Pembenaran menjadi sebuah Kebenaran. Entah bagaimana yang salah menjadi benar, Pembenaran tetaplah sebuah pemaksaan kehendak dari sebuah pencarian yang terhenti.

Teruslah melangkah mencari sebuah Kebenaran, karena bisa jadi Pembenaran yang ada sekarang akan bertentangan dengan Kebenaran yang akan datang, ataupun sebaliknya.

Kebenaran sejati hanya milikNya dan memiliki makna yang sangat luas dengan sudut pandang yang tidak terhingga.

Sabtu, 20 Agustus 2016

Orang-orang Terbaik di Luar

Negaraku tercinta, 
Aku sungguh tidak tahu apa yang kau inginkan.
Kekayaan alam yang melimpah ruah.
Kebudayaan yang sangat beragam.
Dan banyak pulau yang menyebar padamu.

Negaraku tercinta,
Aku sungguh tidak paham akan sumber daya manusiamu.
Banyak yang berkualitas tinggi tingkat dunia, 
tetapi kau biarkan mereka tetap diluar.
Seperti orang tua yang sedang menghukum anaknya,
sehingga tanpa kau sadari, mereka menjadi bintang dan emas diluar sana.

Mereka putra-putri negara yang dapat merubah dunia.
Mereka yang asli berasal dari Negara yang memiliki peradaban tinggi.
Mereka yang sering berlinang air mata ketika menyanyikan lagumu.
Mereka yang selalu bergetar hatinya ketika memandang gagah garudamu.
Mereka yang berusaha untuk membawamu keatas dunia, guna menampilkan dirimu.
Tapi sayang, harus banyak cercaan yang mereka hadapi,
dari orang-orang asli pribumi yang masih di negeri ini 
dan tidak pernah berpikir sehat.

Namun mereka harus melanjutkan hidup.
Untuk negara yang bukan tempat mereka lahir.
Untuk kehidupan yang lebih baik dan menghargai kualitas seseorang.
Untuk menyebar namamu dengan kearifan perilakunya.
Untuk mencoba kembali ke tanah lahir mereka.
Dalam jiwa yang dalam, mereka masih berteriak bahwa "kau adalah Negaraku".

Banyak hal yang ingin ku tanyakan padamu.
Apa kau tidak sanggup untuk menghidupi mereka?
Apa kau tidak butuh orang-orang seperti mereka?
Apa kau buta terhadap prestasi mereka yang menggoncangkan dunia?
Apa kau tuli akan suara mereka yang ingin membawamu untuk lebih baik?
Apa kau bisu untuk melantangkan suaramu bahwa mereka anak-anak bangsamu?
Apa kau memang sebaiknya membuang mereka dari tanah lahirnya sendiri?

Negaraku, 
Banyak sekali orang pintar yang rata-rata hanya mengkritik dan menjatuhkan dirimu.
Mereka banyak sekali, membuat sebuah kelompok kuat untuk kepentingan mereka.
Hanya sebagian kecil yang sadar dan dapat berpikir jernih untuk dirimu, 
dan selebihnya adalah palsu dan terbawa oleh arus.

Mereka yang bersorak untuk negara dan rakyat, 
kenyataannya hanya pemanis kata-kata nasionalisme saja.
Selebihnya, hanya untuk kelompoknya saja. 

Negaraku,
Orang-orang terbaik diluar sana tidak akan mengkhianatimu.
Dalam diri mereka menancap kuat sang merah putih.
Layaknya seorang perantau yang sangat rindu terhadap kampung halamannya.
Mereka tidak akan melepasidentitasnya, walau secara tertulis itu bisa dilakukan untuk pengakuan negara lain, namun dalam hati mereka maih memegang kuat sang merah putih.

Orang-orang terbaik di Luar sana akan kembali untuk merawatmu.
Membangkitkanmu, membebaskanmu dari belenggu kebutaan, kebisuan dan ketulian.

Jalan Pulang

Kehidupan ini hanya sebatas jalan pulang. Tak peduli sejauh apa itu jalannya, sebesar apa itu resikonya, sesusah apa itu rintangannya, yang terpenting adalah baca buku pedomannya.
Kehidupan mengajarkan kita untuk maju seiring berjalannya waktu yang tidak pernah bisa diputar kembali. Berjalan maju menuju jalan pulang dan bertemu dengan pemilik kehidupan.
Kehidupan memberi kita kesempatan untuk berbagi maupun mencuri. Dengan pedoman yang ada kita dapat memilih untuk melakukan yang terbaik, walaupun kondisinya sangat sulit. Karena badai pasti berlalu, hujan pasti reda dan matahari selalu kembali bersinar.
Kehidupan memiliki banyak rahasia yang belum terkuak. Seperti bumi dan langit yang selalu berdampingan memberikan kehidupan bagi penghuninya. Hujan yang turun tanpa tahu bagaimana dia akan kembali keawan. Air yang mengalir tanpa tahu bagaimana caranya sampai kelaut atau berakhir ditempat laainnya.
Pulanglah dengan cara yang terbaik, walau terkadang jalan yang ditempuh tidak sebaik apa yang telah kita rencanakan.

Belajar Itu Menyenangkan

Ketika kau memutuskan untuk belajar dalam kehidupan, dimana pun, kapan pun dan dengan siapa pun kau pasti dapat belajar dengan baik. Belajar dengan sebenar-benarnya belajar demi nilai kehidupan yang tinggi dan bermanfaat.
Belajar itu adalah proses dari “tidak tahu” menjadi “tahu”, lalu memahaminya dengan baik, dan menyampaikannya kembali dengan wawasan dan sudut pandang yang luas. Semakin sederhana kau menjelaskan sesuatu, kau pasti paham terhadap sesuatu tersebut.
Belajar itu sebuah proses yang selalu berdampingan dengan nilai-nilai moral. Semakin senang belajar, maka nilai-nilai yang mendampinginya semakin menyenangkan. Seorang pembelajar dituntut agar memiliki moral yang tinggi, tetap tunduk dan rendah diri serta sederhana. Layaknya ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk, sehingga isinya dapat bermanfaat bagi yang lainnya.
Belajar itu menyenangkan, hanya bermodalkan kemauan yang tinggi, niat yang kuat dan usaha yang tiada henti. Bagi seorang pembelajar, mengosongkan sedikit isi kepalanya untuk menerima ilmu baru itu sebuah keharusan, sehingga ilmu itu dapat terserap dengan baik. Jangan ditolak dulu ilmu-ilmu yang datang darimana pun itu, karena dunia selalu berputar dan otak akan menyaring semua ilmu tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Ketika seseorang dapat belajar dengan baik, maka dia merasa dirinya bukan apa-apa di dunia ini, karena begitu banyaknya hal yang belum diketahui, sehingga pemahaman semakin mendalam dan menjaga tutur katanya.
Belajar itu menyenangkan, mudah dijalani dan banyak sekali manfaatnya. Karena nila-nilai kehidupan tidak hanya tertera pada angka, melainkan yang tidak kasat mata.

Sabtu, 16 April 2016

Awal,Proses dan Akhir Kehidupan

Hidup ini adalah sebuah perjalanan pulang. Bukan sebuah tujuan.
Hidup dunia ini hanya sebatas tiga kata, yaitu, "Awal", "Proses", dan "Akhir".

Awal dari sebuah kehidupan adalah kelahiran yang selalu ditunggu-tunggu untuk sesuatu yang baru. Bayi yang lahir memulai awal kehidupannya di dunia, yang sebelumnya telah bersemayam dalam rahim ibu. Bayi itu keluar dengan membawa harapan baru bagi orang tua, keluarga dan orang sekitarnya. Dia memegang sebuah peta kehidupan dalam sebuah suratan takdirnya. Dia belum mengetahui dunia beserta isinya. Dia baru mengetahui segala sesuatu disekitarnya. Dan dia mulai berproses. Diiringi ruang dan waktu sehingga membuat dia tumbuh berkembang mencari jalan pulang. Ini adalah awal dari manusia yang akan berproses mewarnai dunia. Baik dan buruk.

Proses dari sebuah kehidupan adalah perjalanan hidup yang harus dilakukan dengan baik. Kelahiran yang ditunggu telah datang. Proses mengantarkannya pada sebuah tujuan akhir. Warna-warni dalam kehidupan selalu terjadi dalam proses. Dimana setiap orang memiliki pemahaman, pemikiran dan penindakan yang berbeda. Proses ini membuat setiap orang bahagia-sedih, menangis-tertawa, sehat-sakit, halus-kasar, cepat-lambat dan damai-perang. Proses pasti memiliki titik error yang membuat sistem kehidupan berjalan normal. Error tersebut mutlak adalah salah dalam mengambil prosesnya. Dan setiap manusia pasti mampu memperbaikinya, proses demi proses untuk hasil yang terbaik.

Akhir dari sebuah kehidupan adalah kematian yang selalu menunggu ketika sebuah proses perjalanan akan sampai pada satu tempat. Yaitu kematian.  Akhir yang baik atau yang buruk. Akhir ini hasil mutlak dari proses yang setiap orang jalani. Mereka bebas memilih proses apa saja, tetapi mereka tidak dapat memilih hidup tersebut. Karena hidup adalah perjalanan pulang.

Rabu, 23 Maret 2016

Keyakinan akan Warna Warni Dunia

Bagaimana kau bisa berjalan tanpa keyakinan? Sedangkan jalan panjang yang kau lalui memiliki banyak simpangan. Kemana kah kau langkahkan kaki itu?

Bagaimana kau bisa memberi tanpa ada yang kau miliki? Hanya senyum tulus yang akan kau berikan untuk mewarnai dunia. Dan mereka akan merasakan kehangatan. Kehangatan dalam senja cinta bersinar harapan.

Bagaimana kau bisa melihat warna warni dunia yang indah? Sedangkan kau memakai kacamata hitam. Lalu kau memaksa semua orang untuk menggunakan kacamata hitam itu. Sehingga indahnya dunia memudar, dan kau lupa untuk bersyukur.

Bagaimana kau dapat merasakan manisnya hidup? Tanpa getir pahit yang kau telan sebelumnya membuatmu muntah. Membuat kau harus menyerah dan tertunduk patuh kepada Sang Tuan. Hingga tetesan demi tetesan manis tersebut melepaskan dahagamu dan membuatmu kembali tersenyum.

Bagaimana bisa kau mewarnai dunia yang sangat luas ini? Sedangkan kau hanya memiliki satu warna diantara jutaan warna yang ada. Bahwkan warnamu akan memudar jika kau tidak membiaskannya ke warna yang lainnya.

Selasa, 22 Maret 2016

Berpikir Lebih Jauh

Bagi kamu yang malas berpikir lebih jauh, malas untuk memahami lebih dalam dan mudah sekali tersinggung. Sebaiknya kamu hanya mengikuti satu guru yang benar-benar kamu anggap benar dalam setiap kehidupanmu. Apalagi masalah agama. Sebaiknya cari aman sajalah untuk mengikuti sang guru yang telah kamu temui. Dan perdikitlah pemahaman agamamu, karena jika banyak yang harus kamu pahami, kamu akan bingung sendiri melihat warna-warni kehidupan sedangkan kehidupanmu tidak mampu menampung luasnya pemahaman yang ada.

Jika bisa kamu harus tinggal dalam satu lingkungan yang satu paham denganmu. Dengan membuat surga dan neraka tersendiri yang kamu anggap itulah aturan hidup yang benar-benar bagi kamu. Hal ini sangat lumrah saja, dan boleh-boleh saja. Karena ini sangat aman jika pada suatu hari nanti kamu ditanya malaikat, kamu tinggal sebut saja guru yang mengajarkanmu itu yang hanya satu. Aman terkendali dan kamu akan masuk surga bersama kaumnya. Insya Allah.

Bagi kamu yang senang berpikir lebih jauh, memiliki pemahaman yang mendalam dan tidak mudah tersinggung. Sebaiknya kamu terus mencari sebuah kebenaran dan keindahan warna-warni kehidupan. Berguru kepada siapapun yang kamu temui. Mulai dari guru-guru kejahatan dan guru-guru kebaikan. Kamu harus memiliki keyakinan yang kuat sebelum berpetualang mencari ilmu ini, apalagi masalah agama, bisa-bisa kamu akan menemukan perbedaan yang sangat besar dan juga persamaan yang akan memusatkan semua kehidupan ini ke satu titik Tuhan.

Kamu akan memasuki dunia para pelajar. Dimana sesuatu yang terjadi akan membawa banyak variable kehidupan. Seperti terjadinya gempa yang dapat kamu lihat dari segi ilmu agama, ilmu geographi, hal-hal gaib, dan lain-lain. Satu hal saja kamu dapat menjabarkannya begitu luas. Hal ini yang seharusnya memperkuat kepercayaanmu. Kamu pasti akan menemukan banyak pertentangan dari dalam diri sendiri dan bahkan dengan orang lain yang pemahamannya berbeda. Namun ketika hal ini dapat kamu lewatkan, kamu akan kaya akan pemahaman dan selalu membawa dan melibatkan Tuhan kemana saja kamu pergi.

Butuh keyakinan yang kuat, pemahaman yang mendalam dan hati yang seluas samudera untuk menikmati indahnya dunia ini. Rasakan semua pancaindera dan hati ini bersyukur atas fungsinya masing-masing.

Jumat, 11 Maret 2016

Hidup adalah Permainan

Setiap permainan pasti punya peraturan, begitulah hidup jika diartikan sebagai permainan. Visi dan misi dari setiap bagian kehidupan. Misi demi misi harus dilewati untuk mencapai sebuah visi. Peraturan dalam setiap misi pun beragam. Pasti berbeda dengan misi yang telah dilalui. Seperti anak tangga menuju kesukseskan yang selalu memandu seseorang untuk mencapai puncat atas kesuksesan.

Tapi sayangnya permainan dalam kehidupan ini hanya memiliki satu kesempatan dalam satu misinya, tidak bisa diulang. Karena waktu yang memandu para pemain untuk maju kedepan. Waktu yang menentukan misi itu dapat diselesaikan atau tidak. Waktu yang menjaga para pemain agar memanfaatkan dirinya untuk berusaha sebaik-baiknya menjadi pemenang. Waktu yang akan menjawab keberhasilan dalam permainan di dunia. Apakah waktu itu dapat menceritakan tentang dirimu sepanjang abad, atau tidak?

Sang waktu hanya memberikan tiga tempat untuk para pemain, yang menjadi tolak ukur dari permainan yang telah dilakukan. Tempat yang diberikan Sang Waktu untuk para pemain adalah masa lalu, sekarang dan masa depan. Tempat untuk para pemain menikmati dalam setiap misinya, mengambil pelajaran, mengatur strategi dan melaksanakan strategi tersebut.

Masa lalu menjadi tempat untuk para pemain mengambil pelajaran, memikirkan ulang rencana dan strateginya. Hanya masa lalu yang dapat menampung semua informasi yang telah dilalui oleh para pemain. Masa lalu sebagai museum kehidupan setiap orang yang menempatkan semua misi yang telah diselesaikannya. Masa lalu menjadi perpustakaan ilmu yang digunakan sebagai referensi jitu untuk menyelesaikan misi berikutnya. Masa lalu yang membuat setiap pemain memiliki karakteristik yang unik.

Sekarang menjadi kesempatan untuk para pemain bertindak dalam misi. Ada yang sesuai dengan rencana dan strateginya, ada juga yang tidak sesuai dengan rencana dan strateginya. Sekarang menjadi ajang untuk berusaha semaksimal mungkin dan membuat sejarah untuk museum kehidupan. Sekarang menjadi tulisan yang akan dimasukan dalam perpustakaan setiap para pemain. Sekarang menjadi penentu dari masa depan yang akan datang dengan misi yang berikutnya.

Masa depan menjadi sebuah misteri yang harus dipecahkan setiap pemain. Masa depan memiliki visi yang harus pemain capai. Masa depan sebagai kesempatan emas yang harus pemain rencanakan dengan baik dan membuat strategi terbaik untuk menyelesaikan misi berikutnya dan sampai mencapai visi. Masa depan menjadi penentu para pemain sebagai pemenang atau pecundang. Masa depan yang selalu dikumandangkan begitu indah dan enak, hingga rasa puas sementara datang. Masa depan tetaplah masa depan, kadang para pemain bisa menebaknya, kadang juga tidak bisa ditebak.

Permainan dalam kehidupan ini sangat singkat, tetapi sangat luar biasa. Para pemain hanya memiliki satu kesempatan hidup, satu perjalanan waktu dan satu tempat tujuan dari visi misi.

Bermainlah dengan baik, pahami peraturannya dan buat strategi demi strategi. Karena misi terbaik sebuah permainan adalah ketika kita telah menyelesaikannya dan dapat beristirahat dengan tenang. Sedangkan visi terbaiknya adalah ketika kita memenangkan permainan tersebut.

Bertemu dengan Sang Pemilik dan Pembuat Permainan ini adalah keistimewaan yang sangat spesial.


Jumat, 19 Februari 2016

Hukum Permintaan

Ketika belajar ekonomi, kita pasti pernah mendengar hukum permintaan. Dimana harga suatu barang turun maka permintaan akan barang tersebut tinggi, dan sebaliknya. Ini baru dilihat dari bidang ekonomi, dimana semua transaksi ini akan berputar dengan tujuan laba atau keuntungan. Permintaan tetaplah permintaan, pasti ada penawaran dibalik itu semua dan kepantasan akan suatu barang yang diminta.

Namun hukum permintaan disini tidak hanya itu. Ketika seorang anak meminta uang jajan lebih kepada orang tuanya, akan akan terjadi negosiasi atas permintaan anak itu. Biasanya orang tua akan memberikan patokan pada nilai-nilai sekolahnya yang wajib bagus, bahkan harus menjadi peringkat satu dikelasnya, maka permintaan anak tersebut akan dipenuhi.


Permintaan pada seseorang selalu bergandengan mesra dengan penawaran berikutnya. Dimana kedua belah pihak akan sama-sama enak menerimanya, lalu kesepakatan terjadi. Contoh lainnya adalah ketika seseorang meminta perusahaan kontraktor untuk membuatkannya rumah sesuai dengan keinginannya, lalu terjadilah kesepakatan agar rumah impian tersebut harus terwujud. Permintaannya adalah untuk membuat rumah, namun penawaran yang datang adalah masalah design dan harga. Mereka selalu seperti itu, permintaan dan penawaran yang saling berguling-gulingan.


Adakah ketika seseorang meminta sebuah permintaan, lalu tidak ada penawaran dibalik itu?

Sebaiknya kita mengetahui sifat dasar manusia yang tidak akan pernah cukup dalam kehidupannya. Pasti.

Aku punya rahasia agar permintaan demi permintaan kita bisa terwujud tanpa penawaran dari orang lain. Tapi, jangan kasih tahu yang lain ya. Terbukti ampuh bin mujarab, tapi ada proses yang harus dilalui.


Rahasianya adalah "Minta kepada yang Punya", dengan kata lain cukup minta saja kepada Tuhan. Prosesnya juga sangat mudah tanpa perantara. Pertama adalah keyakinan yang kuat pada Tuhan atas permintaan itu. Kedua adalah pasrah terhadap permintaan itu. Ketiga adalah sabar dalam usaha mencapai permintaan itu. Waktunya boleh jadi sebentar atau lama. Permintaannya bisa dikabulkan atau diganti dengan yang lebih baik. Kau pasti berpikir ini adalah sebuah candaan atau guyonan, hehe, boleh saja kau tersenyum bahkan tertawa sejenak, lalu kemudian kau berpikir panjang akan rahasia ini.


Kau harus tahu kawan, Tuhan itu suka sekali memberikan kejutan kepada seluruh makhluk ciptaannya. Keyakinan kita akan teruji pada saat kejutan demi kejutan datang. Atas permintaan yang kita pinta ataupun atas sesuatu yang selalu kita hindari.


Hukum permintaan sesungguhnya adalah ketika kita meminta yang terbaik kepada Tuhan atas diri kita. Sebagus apapun permintaan dalam rencana yang kita inginkan, usaha yang akan kita jalankan dan hasil yang telah kita ukur untuk didapatkan, namun kejutan dariNya adalah lebih dari itu. Kejutan itu bisa jadi sesuai dengan permintaan kita, bisa juga tidak.

Mati Semudah Itu?

Aku terdiam dalam petualangan berpikir yang cukup lama. Menguras setengah dari tenagaku untuk melihat indahnya palung lautan kehidupan yang paling mendalam. Mendengarkan dari berbagai sumber dari permasalahan yang ada. Saling mencari pembenaran diri dan saling mencari kesalahan lawan.

Nasehat lama pernah berpesan, "Kita paling jago untuk menjadi hakim bagi orang lain, dan paling jago untuk menjadi pengacara bagi diri sendiri.". Hal ini sangat berlaku dalam kehidupan, yang pada dasarnya tidak ada manusia satu orang pun yang mau disalahkan. Bahkan yang paling mengerikan adalah ketika kesalahan demi kesalahan itu ditepisnya dengan sejuta alasan jitu. Menjadikan kesalahan menggantikan posisi kebenaran yang selalu dijunjung tinggi manusia. Entah apa itu kebenaran yang akan terbungkus dengan alasan kesalahan.

Kau boleh menyerangku dari setiap sudut sisi. Mengepungku dan menyergapku dengan ribuan peluru. Hingga matiku dibuatnya. Dan senyummu menjadi penutup mata kehidupanku.

Kau boleh menghujamku dengan ujung tombak yang paling tajam. Sampai sesak hatiku bernafas dibuatnya. Lalu tumbang, aku terbaring lusuh. Sekejap ku menahan sakit yang semakin perih, lalu pergi tanpa rasa.

Kau boleh membidikku dari jauh. Mencari posisi jitu ditengah jidatku yang akan kau jadikan sasaran tembak. Sampai satu peluru panas menembus kepalaku. Hingga lumpuh otakku berpikir tentang keindahan sesuatu. Hati terguncang hebat dan badan tak lagi berdaya melawannya.

Kau boleh mendogmaku dengan segala pemahaman dan aliran. Memaksaku untuk membenarkan dogma itu, lalu aku setuju dengan pemahaman itu. Tidak bisa kawan, otakku terlalu liar untuk memahami satu persoalan, apalagi tentang dogma yang selalu membuat para pengikutnya selalu benar, tanpa berusaha memperbaiki dirinya. Kau boleh menganggapku sesat, karena berbeda paham atau pertanyaan-pertanyaanku yang tidak bisa kau jawab. Lalu aku akan pergi mencari tempat lain dan orang lain, agar bisa kudapatkan jawaban dari pertanyaan demi pertanyaan yang ada dibenaku sehingga aku patut kau kucilkan.

Aku akan berjalan dengan kakiku sendiri, melihat dengan kedua mataku sendiri, mendengar dengan kedua telingaku sendiri, mengerjakan tugas dengan tanganku sendiri dan membawa beban-beban kehidupan dengan pundakku sendiri.

Hanya satu pesanku kepada diri yang lemah ini, ketika serangan datang bertubi-tubi, "Kau tidak akan mati semudah itu, bukan?". Lalu aku bangkit, meneruskan perjalanan pulang.

Kamis, 11 Februari 2016

Ada Apa Dengan Kita?

Ada apa dengan kita?
Kita yang lahir tanpa membawa apa-apa dan mati juga tidak membawa apa-apa. Lalu, kenapa kita merasa paling paling dari semuanya. Hanya keangkuhan yang akan timbul sejalan dengan pemahaman sempit yang selalu dipertahankan. Dan kemudian melihat indahnya dunia hanya dari kaca mata hitam.

Ada apa dengan kita?
Kita yang paling suka berkumpul dan bercerita satu sama lain, tiba-tiba memanas ketika cerita kita tidak sepaham, lalu terdiam sejenak dan saling menyimpulkan satu sama lain yang kemudian menghilang, mencari kawan sepemahaman.

Ada apa dengan kita?
Hal-hal yang kecil masih suka diperdebatkan. Membela sesuatu yang mungkin bisa benar atau salah dengan begitu membaranya, tanpa telaah lebih mendalam mengenai hal tersebut. Boleh jadi yang kita bela salah, boleh jadi juga benar. Namun jika benar, bukan berarti yang salah itu terus dipojokan lalu divonis selalu salah tanpa diberi arahan pada kebenaran.
Menyalahkan itu pekerjaan paling mudah dengan kaca mata yang masing2 orang pakai, namun memperbaiki kesalahan itu jauh lebih baik.

Ada apa dengan kita?
Satu pegangan namun beda cara pegangnya. Dan mulai satu sama lain memaksakan cara pegang tersebut. Mana yang bertahan lebih lama, kuat dan menguatkan, mana yang tidak.

Ada apa dengan kita?
Satu tujuan namun beda jalan, beda cara berjalannya dan beda kecepatan, namun masih dibilang salah tujuan. Tujuan satu yang kita tuju sama namun jalan yang kita tempuh beda tidak akan merubah tujuan tersebut bukan? Dan memaksakan satu jalan untuk sampai pada tujuan yang sama bukanlah hal yang tepat untuk membuat orang lain berkembang, dan bahayanya lagi malah dicap sesat karena tidak mau mengikuti jalannya. Mungkin ada yang senang lewat jalan tikus agar cepat, ada juga jalan raya besar dan ada juga jalan tol untuk mencapai tempat tujuannya. Ada yang suka menggunakan mobil, motor, kereta dan sebagainya, ada juga yang suka berjalan kaki sembari menyapa hangat sebentar dalam perjalanannya mencapai tempat tujuan.

Ada apa dengan kita?
Apakah otak kita ini terbatas untuk memikirkan hal-hal yang jauh, bahkan diluar dari pikiran manusia pada umumnya. Seperti berpikir bahwa alam semesta ini luas, bagaimana bisa mengunjungi bulan, bagaimana dimasa depan manusia dapat berkomunikasi dengan mudah, bagaimana bencana itu datang dengan telaah yang benar-benar telah diteliti sebelumnya, dan masih banyak lagi.  Bukankah otak kita ini sangat spesial yang telah Tuhan kepada kita jauh lebih baik daripada makhluk yang lainnya.

Ada apa dengan kita?
Apakah kelompok kita sebegitu jijiknya melihat kelompok lain yang tidak satu paham dengan kita dalam hal-hal kecil, yang selama ini kita berjalan pada agama yang sama, pedoman yang sama dan tujuan yang sama. Ayolah kawan, Tuhan pernah merasa jijik pada hambanya, bahkan pada hambanya yang benar-benar menjijikkan, Dia selalu memberikan kasih sayangnya dengan penuh.

Ada apa dengan kita?
Apa kita lupa, jika kehidupan ini adalah jalan kembali pulang?

Yang Terhormat dan Yang Gila Hormat

Sejak kecil kita selalu diajarkan untuk menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Hal ini sudah menjadi kewajiban bagi setiap manusia jika ingin dihargai dan mendapatkan kebaikan dari apa yang telah dilakukannya. Dengan aturan ini maka terciptalah kehidupan yang rukun dan saling menyayangi satu sama lain.

Hei, pesan ini untuk kita semua. Dimana dalam kehidupan kita akan selalu ada yang lebih tua atau pun yang lebih muda. Kita berada dalam keduanya. Tua dan muda.

Bagaimana caranya agar yang muda dapat menghormati yang tua? Bukankah yang tua lebih dulu hidup dibandingkan yang muda? Apa saja yang kita beri sebagai orang yang lebih tua kepada yang muda? Inilah sebab akibat yang biasanya kita lupa atau bahkan kita lupakan. Karena merasa diri berada di atas segalanya. Entahlah, hanya diri kita yang tahu.

Kembali pada ajaran untuk menghormati yang tua. Sebelum kita ingin dihormati oleh yang muda, apakah kita sudah menyayanginya terlebih dahulu? Sentuhan kasih apa yang telah kita berikan kepada yang muda? Apakah kita sudah merangkulnya, mengajarkannya, mendidiknya dan mendampinginya dengan baik? Atau kita biarkan saja yang muda dengan dunianya sendiri, karena kita beranggapan bahwa kita sudah terlalu tua untuk dunia mereka atau dunia yang muda sekarang tidak sama dengan dunia waktu kita muda dulu. Maka jangan heran jika pemberian kita ke yang muda mendapatkan reaksi yang seimbang dengan yang kita berikan kepada mereka.

Zaman ini mengalami perubahan yang sangat cepat. Tidak bisa kita rubah dalam sekejap dan semuanya butuh proses yang sedang berjalan. Waktu untuk duduk santai bersama dari yang muda dan yang tua untuk membahas hal-hal yang dapat memberikan bekal perjalanan satu sama lainnya.

Ternyata kehormatan ini bukan hanya untuk yang muda ke yang tua, melainkan yang seumuran pun akan turut menghormatinya, bukan hanya karena umur, melainkan sikap dari seseorang itu yang patut dijadikan panutan orang banyak. Dengan segala hormat, orang-orang inilah yang pantas untuk dihormati, dan bisa disebut "Yang Terhormat".

Bagaimana dengan yang sebaliknya? Ini sungguh mengerikan sekali. Seseorang yang cukup umur dan kenyang akan pengalaman hidupnya, serta berumur lebih tua dibandingkan yang muda, yang seharusnya patut untuk dihormati, tapi nyatanya tidak.

Orang yang tumbuh dengan dunianya sendiri tanpa mendalami pemahaman kehidupan yang sangat bervariasi ini. Pikiran yang tertanam selama hidupnya untuk dapat dihormati oleh semua orang karena terlihat seperti senioritas. Mungkin saja dahulu dia dapat penghormatan tersebut dalam suatu tempat, entah itu ditempat kerja atau pun ditempat yang lainnya. Namun ketika berada dalam masyarakat, titik pandang kehormatan itu terlihat berbeda. Dan dia selalu membawa pangkatnya disuatu tempat untuk dapat diterima dalam masyarakat yang beragam. Mungkin saja orang ini bisa disebut "Yang Gila Hormat". Karena dimana pun dia berada, dia menyandang satu gelar kehormatan yang harus bisa diterima disemua tempat.

Kita bebas menentukan, dimanakah kita berada.

Rabu, 13 Januari 2016

Hanya Persepsi

Ini hanya masalah persepsi kawan.
Sepele, tetapi bisa membuat dunia menjadi gempa. Dada yang luas menjadi sesak. Tujuan yang sama menjadi perdebatan. Jalan yang ditempuh menjadi sebuah arena balapan liar. Dan keadaan membuat kau harus memahami lebih dalam.

Ini hanya masalah persepsi kawan.
Dimana anak-anak, remaja dan dewasa sulit untuk dibedakan. Cara pikir yang digunakan. Ego yang diutamakan. Kerasnya suara yang menjadi sebuah ketakutan bagai petir yang menyambar. Pandangan yang berbeda menjadi jurang dalam sebuah perjalanan. Dan bekal yang dibawa pun semakin berkurang. Habis sudah digunakan hanya masalah persepsi ini.

Ini hanya masalah persepsi kawan.
Dimana kebenaran dan kesalahan sangat sulit untuk aku bedakan. Mereka memiliki persepsi masing-masing mengenai hal itu. Dan kau yang hanya menyimak, akan mendapat banyak persepsi luas yang tidak dapat kau pikirkan dari mana asal mulanya. Kebenaran kita sama, tetapi kesalahan kita akan terlalu banyak untuk disimak. Hingga masanya tiba dan kita baru tahu mana itu yang Benar dan Salah.

Ini hanya masalah persepsi kawan.
Dimana tujuan utama kita adalah surga yang sama-sama kita idamkan. Lalu berubah menjadi neraka yang menghabis bekal kita dalam perjalanan. Memang tipis, tetapi sangat tebal jika sampai timbul dipermukaan. Dan kita hanya bisa termangu membisu menyaksikan semua ini harus berlalu.

Ini hanya masalah persepsi.
Tidak kurang dan tidak lebih. Dia akan tetap sebagai persepsi yang akan dibawa setiap seseorang.

Senin, 04 Januari 2016

Panggung Sandiwara

Jika hidup itu adalah panggung sandiwara, maka bersiaplah mengambil peran untuk melakoninya. Kita semua adalah aktor utama dalam setiap jalan cerita yang kita punya. Orang-orang yang kita temui bisa jadi hanya figuran yang hanya lewat, bisa juga sebagai pemain utama yang dapat mempengaruhi hidup kita. Ini hanya masalah peran. Baik dan buruk peran tersebut akan kita jalankan.

Apakah setiap peran yang kita mainkan semuanya menjadi orang baik, jagoan sakti dan pahlawan tanpa jasa?

Sekali lagi tidak. Kita pasti memainkan peran yang baik dan jahat dalam setiap episode yang sudah ditentukan. Terkadang kita merasa sudah berperan sangat baik dan merasa benar akan sesuatu, tetapi tidak dalam persepsi lawan main kita. Sehingga benar dan salah itu hanya fatamorgana, tergantung dari sisi mana kau melihatnya.

Baik dan jahat, tawa dan tangis, sedih dan gembira, senang dan susah, kaya dan miskin, jujur dan bohong, percaya dan khianat, hitam dan putih, adalah bumbu dari cerita yang akan kita mainkan. Hanya malaikat yang tidak dapat melakukan dua hal tersebut dalam satu kali putaran hidup, dan manusialah yang mampu untuk melakoninya. Skenario tersembunyi dari Zat yang Maha Mengetahui.

Jika hidup ini hanya panggung sandiwara, berusahalah berperan menjadi orang paling baik dan berguna bagi pemeran lainnya, walau hanya berperan sebagai tukang sapu jalanan yang setiap pagi membersihkan jalan-jalan utama ibu kota. Memang terlihat rendah dari segi profesi, namun manfaatnya sangat dapat dirasakan oleh banyak aktor lainnya.

"Jika hidup ini hanya panggung sandiwara, berusahalah berperan menjadi orang baik. Berperan sebagai orang baik tidak lama, hanya sampai mati saja. Jika besok kau mati, peranmu selesai. Dan semesta akan mengangkat cerita tentang dirimu untuk diperankan oleh aktor selanjutnya."

Sabtu, 02 Januari 2016

Matahari, Bulan dan Bintang

Hidup ini hanyalah sebuah perjalanan panjang. Kematian adalah ujung dari perjalan yang sekarang sedang kau tempuh. Alam lain pun pasti ada, tapi aku tidak bisa membayangkannya. Begitu indah untuk ku nikmati, dan begitu takut untuk aku rasakan. Berjalanlah pada keyakinan yang ada. Keyakinan akan kebaikan-kebaikan yang mampu kau berikan dan yang akan kau dapat.

Matahari,
Matahari merupakan pendamping dalam perjalanan yang paling setia. Dimana matahari akan selalu menemanimu kemana pun kaki kau melangkah. Baik kau setiap pagi melihatnya atau tidak, matahari akan tetap bersinar, memberikan sebuah semangat untuk melanjutkan perjalanan. Sambutlah dia dengan senyuman, dan peluklah sinarnya yang hangat merasuk ke tubuh, hingga cucuran air membuat kau duduk sejenak dengan nafas yang tersengal.

Kadang dia bersahabat, kadang juga tidak. Jika dia sedang marah, lamanya sinar yang dia keluarkan akan mengeringkan sebagian bumi, hujan pun takut untuk turun memberikan kesejukan yang telah lama dinanti bumi.
Bagaimanapun itu, matahari tetaplah matahari, tidak akan tertukar cahayanya yang menyilaukan mata, dan panasnya yang membakar kehidupan.

Bulan,
Bulan memiliki bentuk yang unik. Kadang dia nampak seperti bola cahaya besar di malam hari. Kadang dia nampak hanya setengah lingakaran dari yang biasanya. Dan kadang dia nampak hanya mengintip seperti sabit.
Bagaimama pun itu, bulan tetaplah bulan, dengan segala keindahan bentuknya yang tulus bersinar menerangi malam.

Bintang,
Bintang hanya berkedip melihat isi bumi. Bentuknya hanya nampak seperti cahaya kecil yang berkedip manja oleh Sang Bumi. Banyak rasi dan gugusan bintang tersebar diatas, bagai pasir yang menyala diantara gelapnya malam dan akhirnya memberikan keindahan yang sangat damai bila di pandang. Bintang menjadikan simbolnya untuk sesuatu yang nomor satu dan terkenal.
Bagaiman pun itu, bintang tetaplah bintah. Tidak dapat bersinar tajam layaknya matahari, dan tidak dapat bersinar lembut bagaikan bulan. Dia hanya berkedip genit untuk menghibur malam dengan menari-nari di atasnya.


Popular Posts

Pages

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.